Khamis, 4 Disember 2014

Bicara iman.









Ada dua macam manusia; yang satu 'pintar' yang dikatakan dapat membendung hawa nafsunya , lalu bekerja untuk kepentingan akhiratnya dan yang lain pula 'malas' tidak berdaya untuk mengongkong hawa nafsunya yang menyebabkan dia terumbang-ambing dalam usahanya menuju ke akhirat , lalu dia bercita-cita kosong terhadap Allah.

Yang dimaksudkan dengan 'bercita-cita kosong terhadap Allah' itu,dia mengharapkan balasan Allah tanpa beramal dan berusaha , hanya dengan menggantung nasib kepada sifat-sifat ,Allah yang Maha Pembelas , Pengasihani , Pemurah dan seterusnya. Pada hal apa yang di cita-citakannya belum tentu termakbul , cuma satu harapan semata. Berlainan sekali , kalau dia sudah bekerja dan berusaha , lalu dia bercita-cita. Sebab itulah orang yang bekerja dan berusaha itu dikatakan 'pintar' yakni tahu akan tugasnya sebagai hamba kepada Tuannya.









Berbuat kebajikan


Dalam agama Islam kita dianjurkan supaya selalu bersedia untuk membantu saudara kita , jika terainaya ataupun sedang mahu menganiaya orang lain . Yang terainaya , tentu sudah jelas perkaranya, kita diajarkan untuk mempertahankan sekadar termampu. Bahkan yang mengainaya juga dapat kita membantunya dengan mencegahnya daripada perbuatan kezaliman kepada orang lain. Beerti kita tidak boleh berpeluk tubuh melihat perkara kezaliman itu berlaku di hadapan mata kita dengan tidak berbuat apa pun , padahal kita mampu.

Di samping membantu orang lain  , kita lebih-lebih lagi dianjurkan untuk membantu diri kita sendiri. Jika kita suka membuat kebajikan , kita harus menggalakkannya , dan jika dia suka membuat apa yang ditegah Allah dan RasulNya maka kita wajib mencegahnya pula serta mengancamnya dengan siksa Tuhan dan balasanNya yang berat,

Di dunia ini, alangkah banyaknya orang yang bersifat mengainaya dan terainaya , beerti manusia tidak seharusnya meniggalkan peluang mencuba secara terus-menerus untuk membetulkan manusia lain dalam hal ini. Dan yang lebih berat angkaranya , ialah bila manusia menzalimi diri sendiri , iaitu bila dia tahu perkara yang dilarang oleh syariat , lalu dibuatnya , sama dengan sengaja mahupun tidak sengaja.. Melakukan yang ditegah oleh Allah akan menyeret diri kepada kecelakaan iaitu kecelakaan yang segera , yang kerap ditimpakan di dunia , dan kecelakaan yang ditangguhkan , yang akan ditimpakan di akhirat. Malah kecelakaan di akhirat amat keras dan pedih sekali.Haruslah hendaknya kita berhati-hati!.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan